welcome to my world...

hi friends.. thanks for visiting my blog.. i just want to share my stories, i love writing, i like write about friendship, so more of my stories are about friendship....

friendship is a part of our life,,, we can't life without friends,, we need a friend, we need friendship and we will be happy when we gathering with our friends.....

love love love...

i love my friends,, i love you all

thanks

<3 nda octavria <3

Sabtu, 07 Januari 2012

Cerita di Sekolah_KISAH SATU (ada cinta di sekolah)

Di setiap sekolah, pasti selalu ada kisah. Senang, sedih, tawa, tangis, cinta dan kasih. Apa lagi masa remaja, selalu menyimpan kisah yang menyenangkan, yang membuat setiap orang bilang kalau masa Remaja, adalah masa terindah dalam hidup. Semua setuju, karena masa Remaja, masa dimulainya saling suka-sukaan, naksir-naksiran, bahkan first love dan true love. Tidak hanya itu, saling benci dan permusuhan juga ada. Tapi dalam kisah ini, tak akan kamu temukan permusuhan, saya akan menceritakan kisah yang diambil dari pengamatan saya terhadap murid saya. Bukan hanya pengamatan, tapi ada juga dari curhatan. Hmmm,,, saya ibu guru yang gaul bukan??saya juga heran, kenapa anak didik saya selalu pengen curhat sama saya. Tapi yaaaa, gak apa lah, menambah pengetahuan dan pengalaman. Tapi kalau RAHASIA, saya tak akan bocorkan disini… Your Secret is save sweetie,,,, I promise…

Saya mengamati satu kelas, yang membuat saya betah berada disana, kenapa??karena anak-anaknya lucu, kocak, heboh, dan terbuka. Solidaritas mereka tinggi, akur dan harmonis, dan yang pasti mereka pintar-pintar, jadi gak sulit untuk mengajar mereka.
(Nama-nama mereka saya SAMARKAN, takut teman-temannya yang lain baca, dan tahu, kalau teman sekelas sih udah pada tahu)
***
                Disebuah kelas yang tekenal gaduh dan anak-anak hiperaktif tapi terkenal dengan kelas paling cerdas, setiap guru yang datang pasti betah, karena pelajaran yang mereka berikan begitu cepat dimengerti, walaupun kadang guru kewalahan dengan tingkah mereka. Apalagi, hampir semua anak di kelas itu bawel, saat bertanya maupun menjawab pertanyaan, pasti berebutan, yang ujung-ujungnya gaduh. Tapi jangan salah, sikap mereka yang seperti itu lah yang membuat guru betah, karena, para guru merasa dihargai. Kalau mereka bertanya, itu artinya mereka benar-benar tertarik dengan pelajaran yang diberikan, dan kalau mereka menjawab, itu artinya mereka paham dengan apa yang diberikan.
                Dikelas itu terkenal dua orang yang paling cerdas, dua-duanya cowok, mereka adalah Dirly dan Rifan. Mereka bersaing secara ketat, kalau salah satu nilainya lebih besar, pasti yang satu lagi akan cemberut dan merasa kalah, dan akan membalasnya. Tapi bila salah satu tak ada pasti yang satunya akan merasa kehilangan dan tak bersemangat.
                Rifan dan Dirly amat menyukai pelajaran bahasa Inggris, mereka akan berlomba adu kepintaran saat Quiz dimulai, Rifan anak yang aktif, bawel dan cerdas. Tak bisa diam dan selalu bertingkah, kadang membuat saya pusing dibuatnya, tapi tingkahnya itu bisa memubat perut saya sakit karena tertawa, seisi kelas menyebutnya cacing kepanasan, karena dia memang tak bisa diam. Sedangkan Dirly anak yang cerdas, tidak terlalu banyak tingkah, tapi aktif. Dia terkesan lebih calm, tapi kalau sudah bicara, sama saja bawelnya dengan Rifan.
                Dikelas itu, tidak semua asli suku sunda. Ada salah satu anak yang berasal dari luar Bandung, pindah dan bersekolah disana. Namanya Nindy. Gadis yang manis, polos, ramah, dan sedikit kekanak-kanakan. Saking polosnya, dia tak bisa menyembunyikan rasa sukanya terhadap Dirly. Nindy adalah gadis yang manis, berkulit coklat, bermata bulat dan rambut agak ikal. Selain Nindy ada juga si kembar Arya dan Aryo, murid baru pindahan dari Jawa dan hanya bisa berbahasa Jawa dan Indonesia, aksen medoknya sering jadi bulan-bulanan Nindy.
                Nindy, selalu mengejek Dirly, menggodanya secara terang-terangan, membuat semua temannya malah mengejek mereka berdua, dan menjodoh-jodohkan mereka. Nindy senang sekali membuat Dirly ke GeeRan. Tapi Dirly dengan cuek menanggapinya, kalau Nindy menggodanya, Dirly akan balas menggodanya, membuat seisi kelah gaduh mengejek mereka. Saya pun sering dibuatnya tersenyum, inginnya sih tertawa, tapi malu lah masa tertawa terbahak didalam kelas, apa kata DUnia???
                Setiap diadakan latihan, Rifan dan Dirly pasti berlomba untuk jadi yang pertama mengumpulkan jawabannya. Dan yang pasti, mereka menunggu hasilnya. Maka setelah dibagikan, mereka akan bertanya, siapa yang nilainya besar bu???, saya jawab “lihat aja sendiri”. yang lucunya, Nindy selalu bertanya Nilainya Dirly, dengan wajah polos, dia akan mendatangi saya dan berbisik “bu, nilai Dirly berapa? Pasti bagus ya?, yaaah, nilai saya jelek dong, jangan kasih tau dia nilai saya ya bu”. Lalu dia kembali ke bangkunya sambil membuat tanda, menyentuhkan jari telunjuknya ke bibirnya dan bilang “suuttttt” dengan mata berkedip. Dasar Nindy, bisaaa saja membuat hati saya saya hanya geli.
                Beda dengan Nindy yang menunjukan rasa simpatinya terhadap Dirly. Sebaliknya Dirly seakan tak peduli dan bersikap biasa saja terhadap Nindy, entah memang dia tidak punya perasaan atau hanya caranya saja menunjukan perasaan, mungkin dia tak ingin teman-temannya terus mengejeknya. Tapi kadang dia juga sering bertanya nilai Nindy. Dia selalu berpura-pura melihat nilai “Miss, may I see the score??” lalu dia akan melihat daftar nilai di buku nilai saya, dan menunjuk nama Nindy Maharini.
                Seiring berjalannya waktu, teman-teman mereka semakin gencar menjodohkan mereka. Dengan terang-terangan mereka akan bilang “the best couple in this class is Nindy and Dirly” semua bersorak dengan semangat, bila Nindy mulai menggoda Dirly, mereka akan berteriak “cieeeeeee,,,wittt wiewwww, ehem,,ehem…”
                Pernah suatu hari, Rifan menggoda Dirly, dia bermain-main dengan Dirly, lalu Nindy berkata “fan, jangan gitu dong sama dirly, kan kasian”,,, sontak semua sahabat berkata “cieeeeee”, lalu Nindy melanjutkan “cuman aku yang boleh godain Dirly”,, dan semua bersorak “woooooooo”. Nindy akan tersipu malu, sementara Dirly diam saja.
                Nindy tidak bisa berbahsa Sunda, makanya teman-temannya sering mengerjainnya dengan berbicara bahasa Sunda, seringnya mereka mengajari Nindy bahasa sunda kasar, yang membuat lucu saat dia mengatakannya dengan polos. Nindy yang polos, sering kena jebakan teman-temannya itu, tapi Nindy tahu, teman-temannya itu hanya bercanda, diapun tak pernah marah. Hanya Dirly sering mengingatkan “nin, mau aja lo dikerjain”, maka akan muncul ejekan dari teman-temannya “cieeeeee ngebelaiiiin”.
                **
                Hari itu waktunya “writing” atau menulis, kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia “mengarang”, saya menyuruh mereka membuat sebuah cerita tentang IDOLA.
                “ok guys,, this time is to Write because today is Writing day, and I have a topic for you, the topic is “IDOL”, you can tell me who is your idol, why you like him or her, and how is him or her personality, tell me everything you know about them, you can choose your mom as your idol..” ungkap saya  di depan kelas.
                “yaaahhhhh” ucap mereka berbarengan. Memang tak gampang untuk mengarang dalam bahasa Inggris, selain kesulitan dengan Vocabulary atau kosakata, mereka juga sering bingung dengan Grammar alias Susunan Kalimat. Hanya dua orang yang bilang “yeeeeeeeee,, asiikkkkk”, tau lah siapa mereka. Siapa lagi kalau bukan Rifan dan Dirly.
                Saya lihat Rifan dan Dirly begitu antusias mengarang, sementara yang lain masih bingung apa yang harus ditulis, mereka berdua telah begitu semangat menggoreskan tinta mereka keatas selembar kertas. Saya melihat pekerjaan mereka satu persatu, ada yang masih bergulat dalam satu baris, ada yang telah menyelesaikan satu paragraph, ada pula yang masih kosong.
                Sewaktu mereka mengerjakan tugasnya, saya iseng bertanya pada Nindy,  “Nindy, who is your Idol?”
                “Rizki Alatas Miss, he is an actor and a singer” jawabnya, saya tak berfikiran kesana, saya kira dia akan jawab Dirly.
                “I think you will write about Dirly” ungkap saya jujur. Nindy hanya tersenyum manis. Saya melihat Dirly sedikit mendongak dan menghentikan pekerjaannya sejenak.
                **
                Dirly adalah orang pertama yang mengumpulkan, tulisannya sederhana tapi bagus, tak banyak kesalahan yang dia buat, kosa kata yang dia pakai sederhana tapi pas, struktur kalimatnya bagus, dan yang pasti ceritanya menarik. Saya langsung membacanya dan ingin segera membubuhkan nilai  “A”, tapi saya tahan dulu, kali aja Rifan lebih baik dari dia.
                Rifan menyerahkan pekerjaanya, cerita sederhana, kosa kata yang biasa tapi sayang, kesalahan dalam penempatan kalimat terutama personal pronounnya belum tepat, padahal cerita Rifan lebih menarik dari Dirly, jadi saya putuskan Dirly lah yang mempunya nilai besar. Semua telah mengumpulkan. Dirly tak sabar ingin melihat hasilnya, tapi saya sengaja menunda menilainya, saya ingin membacanya lagi di rumah.
                Dirly menghampiri saya “miss, don’t tell my story to everyone, please” bisiknya, dan saya jawab “okay, your secret is save”.
                Saya sedikit terharu dengan cerita Dirly, idolanya adalah sahabat masa kecilnya, yang sekarang telah terpisah, pantas saja dia tak ingin orang tahu, mungkin takut ketahuan Nindy.
 Nindy menghampiri saya dan bertanya siapa idola Dirly, dia bahkan ingin melihat hasil kerja Dirly dan membacanya, tapi saya telah berjanji pada Dirly, jadi saya tak memberitahu Nindy siapa yang diceritakan Dirly. Nindy terlihat kecewa saat meninggalkan meja saya, sekali lagi dia mengatupkan tangan dan memohon,, “miss pleaseeeeee” ucapnya dengan wajah memelas, membuat saya tak tega, tapi saya lihat Dirly juga memohon. Dan sayapun menggeleng pada Nindy.
                Nindy berbalik ke arah Dirly dan berkata “ly, siapa sih yang ada di story kamu? Rahasia banget sih?”.
                “siapa aja deh,,, mau tauuuuuu aja” balas Dirly santai.
                “huuuu” kesal Nindy.
                “cieeee,, cemburu,,, selingkuhan tuh Nin” timbrung Afifa.
**
                Setelah masa Ujian Tengah Semester, kira-kira sebulan setelah itu, saya tak melihat lagi Nindy. Nia sahabat sekaligus teman sebangkunya bilang kalau dia ijin, dibawa ayahnya ke Banten, katanya Neneknya meninggal. Saya tidak merasakan hal apapun, saya pikir hanya akan ijin satu atau dua minggu saja.
                Setelah dua minggu berlalu tanpa Nindy, saya mulai merasakan kehilangan, gadis polos yang sering membuat seisi kelas tertawa, dan membuat saya tersenyum, kini tak ada. Saya melihat dirly juga sedikit murung, apa mungkin karena tak ada lagi Nindy?
                Lagi-lagi saya bertanya kemana Nindy, setiap saya masuk kelas pasti saya tanya Nindy, entah murid saya ada yang iri atau menyangka saya pilih kasih atau apa, tapi memang saya merasa ada yang kurang tanpa Nindy. Bukan hanya Dirly yang sering digoda Nindy, teman yang lainpun pernah digodanya, tapi bukan berarti Nindy gadis yang centil, dia sama sekali jauh dari kesan Centil dan genit, godaan Nindy bukan seperti itu, Nindy anak yang polos dan baik, dia hanya menggoda dengan kata-kata sindiran yang bertujuan untuk bercanda, bukan hal serius.
                Arya dan Aryo juga salah satu korban Nindy. Mereka berdua sering tersipu malu saat Nindy menggodanya, Nindy bilang dia adalah fans sejati si kembar. (nanti akan saya ceritakan di kisah dua)
                “nia, ada kabar dari Nindy?” tanya ku pada Nia
                “enggak bu” jawabnya
                “dia dinikahin papanya bu” celetuk Cipta, anak cowok berkulit putih yang sering menggoda Nindy dan Dirly.
                “siapa tuh yang bilang dinikahin??awas ya ngomong macem-macem” balas Dirly
                “wuuuuu, takut niyeeee” jawab Cipta
                “ah Dir, lo mah waktu dia ada cuek, dia gak ada galau” ucap Roni
                “becanda kaliii, siapa juga yang peduli” jawab Dirly
                “yeeee Dirly galau tuh, Nindy dinikahin” goda Cipta.
                “udah, mudah-mudahan Nindy secepatnya kasih kabar” ucap saya, berusaha mencairkan suasana.
                Memang sedikit berbeda tanpa adanya Nindy, bukan sedikit tapi banyak. Seakan keceriaan hilang setengahnya tanpa dia.
                Sampai akhirnya Ujian Akhir Semester tiba, dan Nindy juga tak ada. Saya lihat di absensi peserta ujian, tak ada nama Nindy disana, apa Nindy resmi dikeluarkan? Atau dia keluar. Saya mencari tahu dari Nia.
                “nia, Nindy keluar ya?” tanyaku
                “iya bu, ayahnya mengajaknya pindah lagi, Nindynya sih gak mau, dia juga nangis waktu nelpon Nia, tapi ayahnya bersikeras, Nindy kan gak punya sodara disini, jadi dia harus ikut ayahnya” ucap Nia.
                “yah, mudah-mudahan Nindy betah ditempat barunya, dan ayahnya tak mengajaknya pindah lagi, kasihan dia, harus menyesuaikan diri terus dilingkungan baru” ucapku, menenangkan diri sendiri.
                Sungguh, saya sedih Nindy pergi, saya tak tahu apa yang harus dikatakan, dia tak sempat berpamitan pada saya, bahkan pada teman-temannyapun tidak. Saya selalu ingat senyum Nindy, gaya bicaranya yang polos, dan kata-kata konyolnya yang membuat semua tertawa. Saya yakin dimanapun Nindy berada, dia akan gampang menyesuaikan diri, karena Nindy anak yang baik hati dan ceria, dia tulus dalam berteman. Saya akan selalu mengingat Nindy dan senyumnya. Semoga Nindy mendapatkan Cinta sejatinya yang tak bisa dia dapatkan dari Dirly.
SPECIAL FOR :   NINDYA MAHARANI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar